Perilaku Ekonomi Rumah Tangga Petani Sayuran pada Kondisi Risiko Produksi dan Harga di Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung

English The farm household face with many risks, especially, product price and production. The objective of this study are to analyze the product price and production risk; factors incorporating the farm household economic behavior; and the effect of external factors on the farm household economic behavior under price and production risk. Generalized Autoregressive Conditional Heteroskedasticity (GARCH) model was used to analyze the production risk and simltaneous equation was used to analyze farm household economic behavior. This study was conducted at the production center of potato and cabbage in Pangalengan Sub District, Bandung Regency, West Java Province. The farm household economic behavior, especially, allocation of labor on off farm and non farm activity, is responsive to product price and production risk.  The increase of product price and product risk has negative effect on farm household economic behavior. Diversification and agribusiness insurance program can be an alternative to overcome production risk, meanwhile contract sale and storage infrastructure would be an alternative to overcome product price risk. Indonesian Rumah tangga petani selalu dihadapkan pada risiko, khususnya produksi dan harga produk. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis risiko produksi dan harga produk, menganalisis keterkaitan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku ekonomi rumah tangga petani pada kondisi risiko produksi dan harga, dan menganalisis dampak perubahan faktor eksternal terhadap ekonomi rumah tangga petani pada kondisi risiko produksi dan harga. Model Generalized Autoregressive Conditional Heteroskedasticity (GARCH) digunakan untuk menganalisis risiko produksi; dan persamaan simultan digunakan untuk menganalisis model ekonomi rumah tangga petani. Penelitian dilakukan di sentra produksi kentang dan kubis kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat. Perilaku ekonomi rumah tangga petani sayuran, khususnya penggunaan tenaga kerja off-farm dan non-farm, pendapatan non-farm, serta pengeluaran nonpangan responsif terhadap risiko produksi dan harga produk. Peningkatan risiko produksi dan harga produk memberikan dampak negatif terhadap ekonomi rumah tangga petani sayuran. Program divesifikasi dan asuransi agribisnis menjadi alternatif mengatasi risiko produksi. Pengembangan sistem kontrak penjualan dan saran serta prasarana  penyimpanan dapat mengatasi risiko harga produk.