Penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe problem posing dipadu think pair share melalui lesson study untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar biologi siswa kelas X-7 SMA Negeri 7 Malang / Denok Kurnia Sari

Kurnia Sari, Denok. 2013. Penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Problem Posing dipadu Think Pair Share melalui Lesson Study untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X-7 SMA Negeri 7 Malang. Skripsi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Pembimbing: (I) Prof. Dra. Herawati Susilo, M.Sc, Ph.D, (II) Dra. Eko Sri Sulasmi, M.S. Kata Kunci: pembelajaran kooperatif, problem posing, think pair share, lesson study, kemampuan berpikir kritis, hasil belajar, biologi.     Upaya menumbuhkembangkan kemampuan berpikir kritis memerlukan model pembelajaran yang tepat, sehingga kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan. Lesson study (LS) merupakan kegiatan kolaboratif yang dapat meningkatkan keprofesionalan guru serta memperbaiki kualitas pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis, hasil belajar kognitif dan afektif siswa kelas X-7 SMA Negeri 7 Malang.     Rancangan penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif untuk mendeskripsikan permasalahan pembelajaran serta dampak penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe Problem Posing (PP) dipadu Think Pair Share (TPS) melalui LS. Data kemampuan berpikir kritis yaitu skor jawaban soal tes berpikir kritis dan persentase tingkat pertanyaan kognitif C4-C6. Data kemampuan berpikir kritis diukur dengan lembar pertanyaan kognitif siswa (lembar Problem Posing) dan soal tes kemampuan berpikir kritis. Data hasil belajar kognitif yaitu skor jawaban soal tes kognitif dan data hasil belajar afektif berupa skor jawaban angket. Data hasil belajar kognitif diukur menggunakan soal tes kognitif, sedangkan hasil belajar afektif diukur menggunakan angket sikap siswa.     Hasil analisis data menunjukkan bahwa penerapan strategi pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar. Persentase kemampuan berpikir kritis melalui pertanyaan kognitif (C4-C6) meningkat dari siklus 1 ke 3 berturut-turut yaitu 50%, 60%, dan 66,67%. Persentase jumlah siswa dalam kategori sangat kritis meningkat dari siklus 1 ke 3, berturut-turut yaitu 20%, 32,5%, dan 100%. Persentase ketuntasan klasikal hasil belajar kognitif meningkat meningkat dari siklus 1 ke siklus 3, berturut-turut yaitu 85%, 97,5%, dan 100%. Nilai rata-rata kelas hasil belajar afektif meningkat dari siklus 1 ke 3, berturut-turut yaitu 76,68; 82,38; dan 82,40. Kegiatan PTK melalui LS perlu dilakukan dan dikembangkan oleh guru untuk meningkatkan kualitas guru dan pembelajaran. Hambatan terbesar pelaksanaan LS adalah kurangnya pemahaman tentang LS serta kesadaran guru untuk merefleksi dirinya sendiri. Solusinya adalah menanamkan kesadaran pada diri untuk selalu meningkatkan kualitas diri dengan melakukan refleksi diri. Guru yang akan melaksanakan kegiatan LS perlu memahami LS dan cara melaksanakannya terlebih dahulu. PTK melalui LS sangat perlu dikembangkan karena bermanfaat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, keprofesionalan guru, dan memudahkan pelaksanaan PTK. Penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe PP dipadu TPS perlu direkomendasikan kepada guru karena dapat melatih dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis serta hasil belajar siswa.