Pengaruh Panjang Tunas Dan Bobot Rimpang Terhadap Pertumbuhan Tanaman Temulawak (Curcuma Xanthorrhiza Roxb.)
暂无分享,去创建一个
Temulawak ( Curcuma xanthorrhiza Roxb.) merupakan salah satu tanaman obat asli Indonesia. Perbanyakan tanaman temulawak yang sering digunakan yaitu berasal dari rimpang. Rimpang temulawak yang digunakan merupakan rimpang cabang. Dalam budidaya temulawak, bobot rimpang yang digunakan sebagai bahan tanam akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman. Rimpang temulawak yang akan digunakan sebagai bahan tanam sebaiknya sudah muncul tunas. Rimpang yang telah bertunas, apabila digunakan sebagai bahan tanam pertumbuhannya akan lebih cepat dibandingkan dengan rimpang yang belum bertunas. Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh panjang tunas dan bobot rimpang terhadap pertumbuhan tanaman temulawak ( Curcuma xanthorrhiza Roxb.). Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial, meliputi 2 faktor yang diulang 3 kali. Faktor pertama adalah panjang tunas dengan 3 taraf yaitu : 2-4 cm, >4-6 cm dan >6-8 cm. Faktor kedua bobot rimpang dengan 3 taraf yaitu : 5-10 g, >10-15 g dan >15-20 g. Hasil penelitian menunjukkan tidak terjadi interaksi antara penggunaan panjang tunas dan bobot rimpang terhadap semua variabel pengamatan. Penggunaan panjang tunas >4-6 cm dan >6-8 cm menghasilkan jumlah anakan, bobot kering rimpang dan bobot segar rimpang panen yang lebih tinggi dibandingkan panjang tunas 2-4 cm. Penggunaan bobot rimpang >15-20 g menghasilkan tinggi tanaman, diameter batang, luas daun, bobot kering daun, bobot kering batang, bobot kering akar, bobot kering rimpang dan bobot segar rimpang panen yang lebih tinggi dibandingkan bobot rimpang yang lain. Kata kunci : Temulawak, Panjang Tunas, Bobot Rimpang, Pertumbuhan