Penilaian risiko penyimpanan produk bahan berbahaya dan beracun (B3) dengan pendekatan HIRA, FTA, dan 6S

Kota Cilegon merupakan pusat industri petrokimia terbesar di Indonesia. Produk akhir yang diproduksi oleh industri petrokimia tersebut tentu banyak mengandung Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Dalam penyimpanan produk jenis B3 di setiap industri, peluang terjadinya potensi bahaya seperti kebakaran, ledakan, keracunan, iritasi, dan sebagainya, dapat membahayakan para pekerja di industri tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan penilaian risiko dalam penyimpanan produk B3 dengan pendekatan HIRA ( Hazard Identification and Risk Assesment ), FTA ( Fault Tree Analysis) dan 6S ( Sort, Set in Order, Shine, Standardize, Sustain, Safety ). Studi kasus dilakukan pada industri kimia dan petrokimia yang memproduksi B3 di Kota Cilegon. Penelitian ini dilakukan dengan teknik penyebaran kuesioner, wawancara, dan observasi langsung di industri. Hasil penilaian risiko dengan pendekatn HIRA menunjukkan ada 5 industri dengan nilai risiko tinggi dengan sebaran: zona I terdapat 1 industri; zona II terdapat 3 industri; dan zona II terdapat 1 industri. Ada 4 industri dengan produk B3 berupa gas mendapat nilai risiko sebesar 60 dan 1 industri dengan produk B3 berupa Metanol mendapat nilai risiko sebesar 50. Berdasarkan FTA, faktor penyebab kegagalan gas dan Metanol berupa kebakaran dari ledakan tabungnya karena adanya korosi ekternal pada tabung, pekerja lalai, dan tabung terpapar panas yang tinggi. Strategi mitigasi risiko dengan 6S untuk penyimpanan produk B3 berupa gas Metano diantaranya: menjaga suhu dan kelembaban udara gudang penyimpanan gas dan Metanol; membersihkan tabung gas dan Metanol dan lantai gudang penyimpanan; pelatihan K3 bagi pekerja secara rutin dan intensif; dan sebagainya.