DETERMINAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA USIA 25-60 BULAN DI KABUPATEN MAJENE 2018

Stunting atau terhambatnya pertumbuhan tubuh merupakan salah satu bentuk kekurangan gizi yang ditandai dengan tinggi badan menurut usiadibawah standar deviasi (-2 SD). Dampak dari stunting tidak hanya dirasakan oleh individu yang mengalaminya tetapi juga berdampak terhadap roda perekonomian dan pembangunan bangsa. Hal ini dikarenakan sumber daya manusia yang stunting memiliki kualitas yang lebih rendah dibandingkan dengan sumber daya manusia normal.Tujuan penelitian mengidentifikasi Determinan kejadian Stunting pada usia 25-60 bulan di Kabupaten Majene. Metode penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi adalah seluruh anak balita usia 25-60 bulan di kabupatenMajenedengan jumlah sampel 573 responden dengan menggunakan cluster random sampling untuk memilih desa. Hasil Analisis bivariat dilakukan dengan pengujian statistic uji Chi square diperoleh bahwa yang memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian stunting adalah Usia mulai makan ikan, pemberia, tinggi badan ibu dan pemberian kolostrumya itu p ≤0.05 (0.0001, 0.003 dan 0.047). Hasil analisis multivariate regresi logistic disimpulkan bahwa variable  yang  paling  berpengaruh terhadap kejadian stunting adalah Usia mulai makan ikan. Rekomendasi: Dinas kesehatan beserta instansi terkait sebaiknya meningkatkan pemberian informasi kepada masyarakat mengenai stunting, melakukan deteksi dini risiko stunting dengan melalui upaya peningkatan pengetahuan dan kemampuan kader posyandu, memberikan informasi tentang pentingnya pemberian kolostrum pada anak semasa menyusu serta memberikan informasi kepada masyarakat agar memberikan ikan sejak dini kepada anak