Stunting atau terhambatnya pertumbuhan tubuh merupakan salah satu bentuk kekurangan gizi yang ditandai dengan tinggi badan menurut usiadibawah standar deviasi (-2 SD). Dampak dari stunting tidak hanya dirasakan oleh individu yang mengalaminya tetapi juga berdampak terhadap roda perekonomian dan pembangunan bangsa. Hal ini dikarenakan sumber daya manusia yang stunting memiliki kualitas yang lebih rendah dibandingkan dengan sumber daya manusia normal.Tujuan penelitian mengidentifikasi Determinan kejadian Stunting pada usia 25-60 bulan di Kabupaten Majene. Metode penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi adalah seluruh anak balita usia 25-60 bulan di kabupatenMajenedengan jumlah sampel 573 responden dengan menggunakan cluster random sampling untuk memilih desa. Hasil Analisis bivariat dilakukan dengan pengujian statistic uji Chi square diperoleh bahwa yang memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian stunting adalah Usia mulai makan ikan, pemberia, tinggi badan ibu dan pemberian kolostrumya itu p ≤0.05 (0.0001, 0.003 dan 0.047). Hasil analisis multivariate regresi logistic disimpulkan bahwa variable yang paling berpengaruh terhadap kejadian stunting adalah Usia mulai makan ikan. Rekomendasi: Dinas kesehatan beserta instansi terkait sebaiknya meningkatkan pemberian informasi kepada masyarakat mengenai stunting, melakukan deteksi dini risiko stunting dengan melalui upaya peningkatan pengetahuan dan kemampuan kader posyandu, memberikan informasi tentang pentingnya pemberian kolostrum pada anak semasa menyusu serta memberikan informasi kepada masyarakat agar memberikan ikan sejak dini kepada anak
[1]
S. Sebayang,et al.
Determinants of stunting in Indonesian children: evidence from a cross-sectional survey indicate a prominent role for the water, sanitation and hygiene sector in stunting reduction
,
2016,
BMC Public Health.
[2]
S. Dumith,et al.
Prevalence and factors associated with stunting and excess weight in children aged 0-5 years from the Brazilian semi-arid region.
,
2015,
Jornal de pediatria.
[3]
Zilda Oktarina,et al.
FAKTOR RISIKO STUNTING PADA BALITA (24—59 BULAN) DI SUMATERA
,
2014
.
[4]
Ani Margawati,et al.
FAKTOR RISIKO KEJADIAN STUNTING PADA BALITA USIA 24 – 36 BULAN DI KECAMATAN SEMARANG TIMUR
,
2012
.
[5]
B. Stray-Pedersen,et al.
Prevalence and Risk Factors for Poor Nutritional Status among Children in the Kilimanjaro Region of Tanzania
,
2012,
International journal of environmental research and public health.
[6]
Alemu Adeba.
Prevalence of Stunting and Associated Factors of Children among 6-59 Months Age in Guto Gida District, East Wollega Zone, Oromia, Ethiopia
,
2014
.