Rantai Nilai Inovasi Terpadu:Sebuah model konseptual dan hipotesa awal

Aktivitas dan proses inovasi di dalam suatu perusahaan pada dasarnya dapat digambarkan melalui aktivitas yang dilakukan perusahaan di sepanjang rantai nilai inovasi (innovation value chain), mulai tahap pencarian ide sampai pada komersialisasi hasil-hasil inovasi. Beberapa studi empiris memperlihatkan pengelolaan aktivitas sepanjang rantai nilai inovasi yang efektif dapat memberi pengaruh signifikan terhadap kinerja inovasi dan kinerja perusahaan secara keseluruhan. Pengelolaan aktivitas sepanjang rantai nilai inovasi perusahaan memang penting, namun fakta menujukan bahwa hal ini tidak cukup menjamin keberlanjutan kinerja inovasi perusahaan dalam jangka panjang. Konsep dan topologi rantai nilai inovasi yang ada saat ini perlu dikaji karena memiliki beberapa kelemahan. Tulisan ini menyajikan model konseptual dan hipotesa awal tentang pengembangan dan penyusunan ulang sebuah rantai nilai inovasi yeng lebih terpadu. Model konseptual dan hipotesa ini dibangun berdasarkan teori dan referensi melalui kajian dan studi terhadap berbagai literatur terkait. Model ini menampilkan kerangka kerja yang menggambarkan (secara logis) hubungan kausal antara faktor-faktor yang berkaitan, sehingga terbangun suatu kontruksi model topologi rantai nilai inovasi yang lebih terpadu. Hipotesa yang diajukan dalam kerangka model konseptual ini adalah terdapat keterkaitan dan pengaruh kapabilitas inovasi (innovation capability) dan keterhubungan eskternal (external linkages) terhadap kinerja rantai nilai inovasi (innovation value chain). Kapabilitas inovasi perusahaan dikaji melalui konsep technological innovation capabiliities dengan 7 (tujuh) dimensi kapabilitas, yakni: kapabilitas belajar (learning capability), kapabilitas R&D (R&D capability), kapabilitas manufaktur (manufacturing capability), kapabilitas pemasaran (marketing capability), kapabilitas alokasi sumberdaya (resources allocation capability), kapabilitas organisasi (organizing capability), dan kapabilitas perencanan strategis (strategic planning capability), sedangkan keterhubungan eksternal dikaji melalui peran dan kontribusi pihak-pihak strategis di luar perusahaan, yang diwakili oleh lima (5) bentuk keterhubungan eksternal, yakni: keterhubungan hulu (backward linkages), keterhubungan hilir (forward linkages), keterhubungan horisontal (horizontal linkages), keterhubungan publik (public linkages), dan keterhubungan informal (informal linkages). Rantai nilai inovasi dikaji melalui 6 (enam) aktivitas inovasi (internal sourching, cross-unit sourching, external sourching, selection, development, dan companywide spread of the idea ) pada 3 tahapan rantai nilai inovasi (ideasi, konversi, dan difusi). Model konseptual ini diharapkan akan menjadi kerangka teoritis ilmiah yang selanjutnya perlu dibuktikan secara empiris dengan pengumpulan data yang relevan.