Pengembangan Modul Kultur Jaringan Tumbuhan pada Mata Pelajaran Agribisnis Produksi Tanaman di SMK NU Sunan Ampel Poncokusumo Malang. (TESIS)
暂无分享,去创建一个
National Education Standard Board (BSNP) states that the aim of graduate students of SMK (vocational school) is students that able to apply knowledge and skill to analyze environment and the surrounding indaily life and to develop understanding and ability to support productive competence. SMK NU Sunan Ampel Poncokusumo is a newly established vocationalschool having agricultural program. An interview with teacher at SMK NU Sunan Ampel Poncokusumo revealed that agricultural program at the school has Agriculture Production Agribusiness course teachs about simple agricultureand plantation crops nursery. Practice activities to train students’ skill is seldom conducted, students’ knowledge on nursery is gained theoretically through teacher’s explanation. Nursery conducted by students at SMK NU Sunan Ampel is generative nursery for agriculture crops using seeds that needs long time and field available to conduct the nursery is relatively narrow. Nursery can be conducted through plant tissue culture technique. Plant tissue culture technique can train students’ skill in developing and utilizing the surrounding environment in optimizing plant ability to reproduce to bring new seedlings. Learning problem at SMK NU Sunan Ampel, especially the nursery problem, can be handled by applying a module. Learning through a module aimed to increase teaching effectiveness and efficiency. Students can learn until a complete degree through a module because student can be more active. It also can activate student to study throgh activity of reading, action and solving problem using written material. Research and development model used is a model developed by Brog & Gall (1983) and has been modified by researcher. Measures for module development consists of preparation stage, module formulation stage, validation stage and product test stage. Result of development is in form of module draft validated by module and content experts and it has been tested in small group. Validation result from module expert is within very good/very interesting/very appropriate categories. This result need small revision based on input frommodule experts, with percentage of 81.5%. Result from test conducted by content experts also shows that module is good and need small revision with percentage of 80%. Result from test on small group with 9 students of SMK NU SunanAmpel shows that module is easy to be understood by students and is applicable in practice activities especially in nursery material. This module is formulated based on characteristic of teachers’ and students’ requirements at SMU NU Sunan Ampel Poncokusumo, especially in Plant Production Agribusiness course. Therefore, itneed to be adjusted if it used iv by other schools with the same program and course based on user characteristic. This learning module has opportunity to be further developed in terms of subject matter, model utilization or material and evaluation tools comprising affective, psychomotor and cognitive realms. Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) menyebutkan bahwa tujuan yang akan dicapai lulusan dari SMK berupa lulusan yang dapat menerapkan pengetahuan dan keterampilan menganalisis lingkungan dan alam sekitar dalam kehidupan sehari-hari dan mengembangkan pemahaman dan kemampuan untuk dapat menunjang kompetensi produktif. SMK NU Sunan Ampel Poncokusumo merupakan salah satu sekolah kejuruan yang masih baru didirikan yang memiliki jurusan pertanian. Fakta yang terungkap dari hasil wawancara dengan guru SMK NU Sunan Ampel Poncokusumo menunjukkan bahwa jurusan pertanian di sekolah tersebut memiliki mata pelajaran Agribisnis Produksi Pertanian yang mengajarkan tentang pembibitan tanaman pertanian dan perkebunan secara sederhana. Kegiatan praktikum untuk melatih keterampilan siswa jarang dilaksanakan, pengetahuan siswa tentang pembibitan diperoleh secara teoritis melalui penjelasan dari guru. Pembibitan yang dilaksanakan oleh siswa SMK NU Sunan Ampel merupakan pembibitan secara generatif untuk tanaman-tanaman pertanian dengan menggunakan biji membutuhkan waktu yang lama serta lahan untuk melaksanakan pembibitan yang relatif sempit. Pembibitan dapat dilaksanakan melalui teknik kultur jaringan tanaman. Teknik kultur jaringan tanaman dapat melatih ketrampilan siswa dalam mengembangkan dan memanfaatkan lingkungan sekitar dalam mengoptimalkan kemampuan tanaman memperbanyak diri untuk menghasilkan bibit yang baru. Masalah dalam pembelajaran di SMK NU Sunan Ampel terutama dalam hal pembibitan dapat diatasi dengan penerapan modul. Pembelajaran dengan modul bertujuan untuk meningkatkan keefektifan dan efisiensi pengajaran. Siswa dapat belajar ke taraf tuntas melalui modul karena siswa dapat lebih aktif juga dapat mengaktifkan siswa belajar melalui kegiatan membaca, berbuat (melakukan kegiatan) dan memecahkan soal dengan bahan tertulis. Model penelitian dan pengembangan ini menggunakan model Research and Develompen (R&D) yang dikembangakan oleh Borg & Gall (1983) yang telah dimodifikasi oleh peneliti. Langkah-langkah pengembangan modul meliputi tahap persiapan, tahap penyusunan modul, tahap validasi dan tahap ujicoba produk. Hasil pengembangan berupa draft modul yang telah divalidasi oleh ahli modul dan ahli isi serta telah diujicobakan pada kelompok sedang. Hasil validasi ahli media berada pada kategori sangat baik/sangat menarik/sangat sesuai dan perlu dilakukan revisi sedikit berdasarkan masukan dari ahli media, dengan persentase sebesar 81,5 %. Hasil ujicoba ahli isi juga menunjukkan modul telah baik dan perlu revisi sedikit dengan besaran persentase 80 %. Hasil ujicoba pada ii kelompok sedang sebanyak 9 orang siswa SMK NU SunanAmpel menunjukkan bahwa modul cukup mudah dipahami oleh siswa dan dapat diterapkan dalam kegiatan praktikum terutama pada materi pembibitan. Produk berupa modul ini disusun berdasarkan karakteristik dan kebutuhan yang dibutuhkan oleh guru da siswa di SMK NU Sunan Ampel Poncokusumo terutama pada mata pelajaran Agribisnis Produksi Tanaman sehingga apabila digunakan oleh sekolah lain dengan jurusan dan matapelajaran yang sama perlu dikaji ulang dan direvisi sesuai dengan karakteristik penggunanya. Modul pembelajaran ini memiliki peluang untuk dikembangkan lebih lanjut baik dalam hal pokok bahasan, penggunaan model atau materi danalat evaluasi yang meliputi ranah afektif, psikomotor dan juga kognitif. Keywords : Development, Module, Plant Tissue Culture