Hasrat Nano Riantiarno Dalam Cermin Cinta: Kajian Psikoanalisis Lacanian
暂无分享,去创建一个
Karya sastra merupakan manifestasi hasrat pengarang. Dalam sejarahnya, hasrat terbentuk dari rasa kekurangan subjek. Menulis karya sastra merupakan upaya untuk menutupi kekurangan tersebut. Upaya itu dapat dilihat dalam pandangan pengarang akan ego-ego ideal di dalam karya-karyanya. Novel Cermin Cinta adalah sample untuk melihat apa dan bagaimana hasrat Nano Riantiarno. Tujuannya adalah menemukan apa yang menjadi pembayangan ego-ego ideal bagi Nano. Telisik hasrat ini akan menggunakan kajian Psikoanalisis Lacanian (PL). Melalui PL ini akan digunakan metode metafora dan metonimia dalam melihat penanda-penanda hasrat Nano dalam Cermin Cinta . Kajian ini menemukan bahwa hasrat menjadi penulis dan seniman menuntun Nano secara tak sadar pada penanda-penanda simbolik lainnya seperti penulis yang ‘pantang menyerah’, ‘ulet’, ‘konsisten’, ‘tekun’, ‘rajin’, dsb. Mendirikan kelompok teater dengan menjadi penulis lakon dan menyutradarainya ia dapatkan dari citraan Rendra, Putu Wijaya, Arifin C Noor, dan Teguh Karya merupakan hasratnya akan keutuhan yang ontologis bagi identitas tersebut. ‘Kebebasan’ menjadi objek a Nano untuk mendapatkan jouissance bagi dirinya.