Kelayakan Pengembangan Kopi sebagai Komoditas Unggulan di Provinsi Sulawesi Selatan
暂无分享,去创建一个
ABSTRACT The Coffee development as pre-eminent commodity in Province of South Sulawesi , a lot of done conducted by farmer, But last in the year this is farmer enthusiasm develop less because beside its price tend to descend also market request start to decrease. In line with that hence draw for the research of whether/what coffee of at a future period still have prospect. In line with that hence conducted by a research to know its eligibility. Research method uses the financial analysis to know the value NPV, Gross and Net B/C ratio, IRR, Profitability Ratio and Domestic Resources Cost ( DRC). Data used has a primary and data secondary data The research result indicate that the effort development of the Arabica coffee enough profit. the farmer means obtain; get the above earnings of Rp 7 million per ha. The Coffee commodities as plantation crop, owning beneficial development opportunity until 25 year. NPV which reached bigger zero, and value of the Gross B/C, Net B/C, Probability Ratio and IRR each signing to fulfill the eligibility specially the Arabica coffee. Value of the Domestic Resources Cos has reached lower than value of Shadow Exchange Rate ( SER), and also Value of the coefficient DRC less than 0,5. The coffee development in South Sulawesi region feasible has done.. This matter has shown from study result that if investor invest one hectare hence till 25 year to come will obtain; get the profit which present value ( NPV) equal to Rp 32.157.398,26. This means if all investor will an investor has remained farm, specially exist in Tanatoraja Regency for the width of 16.133 ha, hence within 25 year will come obtain he net earning which present value reach the Rp 518,79 billion more. Keywords: Development, Eligibility, Financial, and Coffee. ABSTRAK Pengembangan kopi sebagai komoditas unggulan di Sulawesi Selatan, banyak dilakukan oleh petani, Namun pada tahun terakhir ini gairah petani mengembangkan kurang karena disamping harganya cenderung turun juga permintaan pasar mulai berkurang. Sejalan dengan itu maka menarik untuk diteli apakah kopi pada masa yang akan datng masih berprospek. Sejalan dengan itu maka dilakukan penelitian untuk mengetahui kelayakannya. Metode penelitian menggunakan analisis financial untuk mengetahui nilai NPV, Gross dan Net B/C ratio, IRR, Profitability Ratio dan Domestic Resources Cost (DRC). Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Hasil penelitin menunjukkan bahwa usaha pengembangan kopi arabika cukup menguntungkan, rata-rata petani memperoleh pendapatan di atas Rp 7 juta per ha. Kopi sebagai tanaman perkebunan, memiliki peluang pengembangan yang menguntungkan hingga 25 tahun. Nilai NPV yang dicapai lebih besar nol, demikian pulan nilai Gross B/C, Net B/C, PR ratio dan IRR masing-masing mengisyaratkan memenuhi kelayakan finansial pengembangkan kopi kahususnya kopi arabika. Nilai Domestic Resources Ratio, yang dicapai lebih rendah dari nilai Shadow Exchange Rate (SER), serta nilai koefisien DRC kurang dari 0,5. Pengembangan kopi di wilayah Sulawesi Selatan layak dilakukan. Hal ini ditunjukkan dari hasil kajian bahwa jika investor menanam modal satu hektar maka hingga 25 tahun yang akan datang akan memperoleh keuntungan bersih yang dinilai sekarang (NPV) sebesar Rp 32.157.398,26. Ini berarti jika para investor akan menanam modalnya pada lahan yang tersisa, khususnya yang ada di Kabupeten Tanatoraja seluas 16.133 ha, maka dalam jangka waktu 25 tahun akan datang memperoleh pendapatan bersih yang dinilai sekarang mencapai Rp 518,79 milyar lebih. Kata kunci: Pengembangan, Kelayakan, Finansial, dan Kopi