METODE ILMIAH INTEGRATIF LOUAY SAFI(Telaah buku: "The Foundation of Knowledge: A Comparative Study in Islamic and Western Methods of Inquiry")

Krisis yang terjadi pada masyarakat Islam dewasa ini, jika ditinjau dari perspektif epistemologis, menunjukkan adanya belenggu nalar atas otoritas teks dan prinsip logika qiyis yang menjadi paradigma tunggal dan tidak tergoyahkan. Otoritas teks tersebut membatasi ruang gerak ilmuwan dan mereduksi ilmu pengetahuan ke dalam ilmu fiqh, hal ini mengakibatkan tidak ada perkembangan ilmu yang signifikan. Kenyataan ini membawa kepada kritik metode dan pendekatan yang selama ini 'diyakini' kekuatannya dan kevalidannya dalam memecahkan setiap persoalan yang muncul. Dengan demikian, kritik pemikiran, dalam ranah ilmu pengetahuan, berarti mengarah kepada kritik nalar dan metode ilmiah, logika hingga upaya rekonstrusinya. Menghadapi persoalan demikian, Safi lalu merefleksikannya pacta tingkat metode ilmiah dan akhinya membangun metode ilmiah integratif. Dihadapkan pada problem akademik yang demikian, penyusun merumuskan dua persoalan: Pertama, Bagaimana bangunan metode ilmiah muslim klasik dan metode Barat modem dalam buku "The Foundation of Knowledge: A Comparative Study in Islamic and Western Methods of Inquiry". Kedua, Bagaimana gagasan metode ilmiah integratifLouay Safi dalam buku tersebut? Sebagaimana layaknya penelitian literar, penulisan ini memakai metode deskriptif dan interpretasi. Penelitian ini juga akan dilihat dari sudut pandang filsafat ilmu, sebuah pendekatan yang melihat menyelidiki "cara-cara memperoleh pengetahuan ilmiah" menelaah secara khusus kerangka metodologis serta susunan logika, urutan serta hubungan antar unsur-unsur dan struktur-struktur yang diterapkan dalam pemikiran ilmiah atau metode ilmiah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode muslim klasik mempunyai kecenderungan tekstual yang begitu kuat dan mengakibatkan implikasi yang negatif bagi perkembangan metode ilmiah itu sendiri maupun bagi disiplin keilmuan lain. Sementara metode ilmiah Barat modem mempunyai kecenderungan yang kuat pada realitas-realitas yang hanya bisa diindera, yang empiris itu rasional. Hal ini mengakibatkan realitas yang tidak bisa diindera menjadi sesuatu yang tidak rasional, dalam konteks penelitian Loauy Safi adalah wahyu. Karenanya, metode ilmiah Barat modem menolak wahyu sebagai realitas yang rasional. Kelemahan-kelemahan kedua metode ilmiah tersebut hendak ditutupi oleh Loauy Safi dengan mengusulkan suatu metode ilmiah integratif. Kata kunci dari metode ilmiah integratif ini adalah term: teks dan aksi, Loauy Safi mencoba mengintegrasikannya dengan mengkaji dan menganalisa teks untuk dicari prinsipprinsip universal dari teks itu sendiri. Namun, sebelum diimplementasikan, analisa atas realitas historis harus dilakukan untuk menjadi pertimbangan yang penting sebelum prinsip-prinsip universal itu diimplementasikan. Demikian gambaran singkat dari hasil penelitian skripsi ini.