HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN INTENSI UNTUK PULIH DARI KETERGANTUNGAN NARKOTIKA ALKOHOL PSIKOTROPIKA DAN ZAT ADIKTIF (NAPZA) PADA PENDERITA DI WILAYAH BEKASI UTARA-LEMBAGA KASIH INDONESIA
暂无分享,去创建一个
Penyalahgunaan narkoba atau narkotika dan obat-obatan terlarang, di Indonesia kini semakin meresahkan. Penyebaran narkoba saat ini sudah banyak tersebar dalam masyarakat. Baik dari kalangan menengah keatas hingga kalangan menengah kebawah. Adversity Quotient adalah kemampuan seseorang dalam menghadapi dan bertahan terhadap kesulitan hidup dan tantangan yang dialami serta perubahan yang terus menghadang dan menghadapi semua kesulitan tersebut sebagai suatu proses untuk mengembangkan diri dan potensi-potensinya. Usaha itu dilakukan mencapai suatu tujuan tertentu.Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah ada hubungan antara adversity quotient dan dukungan sosial dengan intensi untuk pulih dari ketergantungan NAPZA di wilayah Bekasi Utara- Lembaga Kasih Indonesia. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara adversity quotient dan dukungan sosial dengan intensi untuk pulih dari ketergantungan NAPZA di wilayah Bekasi Utara- Lembaga Kasih Indonesia. Penelitian ini menggunakan teknik sampling incidental sampling dengan jumlah sampel 60 orang dari jumlah populasi 606 orang yang merupakan pecandu atau penasun yang menjadi dampingan dari Lembaga Kasih Indonesia yang berada di wilayah Bekasi Utara. Untuk menganalisa hasil penelitian digunakan teknik uji korelasi Spearman untuk menguji hubungan antara adversity quotient, dukungan sosial dengan intensi untuk pulih dari ketergantungan NAPZA dan uji regresi linear untuk menguji perbedaan sigifikansi hubungan antara adversity quotient dan dukungan sosial dengan intensi untuk pulih dari ketergantungan NAPZA.Hasil analisa data menunjukkan nilai koefisien korelasi adversity quotient dengan intensi pulih adalah sebesar 0.247 dan memiliki korelasi lemah. Nilai ini menunjukkan bahwa semakin tinggi adversity quotient maka semakin tinggi pula intensi pulihnya. Sedangkan, nilai koefisien korelasi antara dukungan sosial dengan intensi pulih sebesar 0.718 yang menunjukkan bahwa hubungan antara dukungan sosial dengan intensi adalah positif dan memiliki korelasi yang kuat. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi dukungan sosial maka semakin tinggi pula intensi.pulihnyaPada analisa hasil uji regresi linear antara adversity quotient dan dukungan sosial dengan intensi pulih, diperoleh data 0.000 < 0.05. hal ini menunjukkan bahwa adversity quotient dan dukungan sosial berpengaruh terhadap intensi pulihnya.Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara adversity quotient dan dukungan sosial dengan intensi untuk pulih dari ketergantungan NAPZA dikarenakan hipotesis yang diajukan peneliti sesuai dengan hasil penelitian. Hal ini mendukung beberapa teori tentang ketiga variabel yang digunakan dalam penelitian ini