“ INFORMATION LITERACY ” PUSTAKAWAN (Studi Deskriptif Tentang “ Information Literacy “ Pustakawan Perpustakaan Perguruan Tinggi Negeri Di Surabaya Menurut Model SCONUL The Seven Pillars of Information Literacy )

Penelitian ini membahas mengenai information literacy pustakawan perguruan tinggi negeri di Surabaya. Information literacy dalam penelitian ini mengambil dari model SCONUL the seven pillars of information literacy. Dalam SCONUL membahas tujuh kemampuan yakni kemampuan dalam merekognisi kebutuhan informasi, kemampuan membedakan cara mengatasi kesenjangan, kemampuan membangun strategi untuk menentukan lokasi informasi, kemampuan menentukan lokasi dan akses informasi, kemampuan mengkombi nasikan dan mengevaluasi informasi dari berbagai sumber, kemampuan menampilkan dan mengkomunikasikan informasi, kemampuan menciptakan pengetahuan baru. Selain mengetahui kemampuan pustakawan, penelitian ini juga membahas faktor –faktor yang mempengaruhi information literacy. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan tipe deskriptif. Pengambilan datanya menggunakan metode sensus. Pengambilan sampel sebanyak 61 pustakawan perpustakaan perguruan tinggi negeri meliputi Unair, ITS dan Unesa. Analisisnya menggunakan tabel frekuensi dengan menggunakan SPSS 16. Dan diperkuat dengan adanya probing dan teori yang mendukung. Hasil analisis menunjukan kemampuan pustakawan dalam hal merekognisi kebutuhan informasi cukup mampu khusunya dalam mengidentifik asi informasi dari berbagai sumber. Sedangkan kemampuan membedakan cara mengatasi kesenjangan yakni dengan menentukan sumber informasi yang relevan baik tercetak maupun elektonik. Sebagian besar pustakawan memilih sumber informasi elektronik seperti internet. Dalam hal menentukan lokasi dan akses informasi pustakawan kurang menguasainya seperti menggunakan teknik penelusuran boolean logic, serta menggunakan bookmark, untuk penggunaan email dan browsing ke internet pustakawan mampu, sedangkan untuk kemampuan menampilkan dan mengkomunikasikan informasi sebagaian ada yang mampu dan ada yang kurang mampu. Sedangkan kemampuan menciptakan pengetahuan baru rata -rata pustakawan kurang menguasainya. Di balik ketidak mampuan pustakawan ada beberapa factor yang mempengaruhinya antara lain kurang menguasai bahasa inggris.