Perairan Teluk Banten merupakan wilayah yang sibuk dengan aktivitas wisata bahari, industri, permukiman dan lain-lain. Kondisi tersebut dapat menimbulkan dampak-dampak negatif seperti pencemaran, erosi, dan masalah lingkungan lainya. Pemahaman mengenai kondisi hidro-oseanografi sangat penting sebagai langkah untuk pengelolaan dan perlindungan wilayah pesisir dan laut. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui karakteristik hidrodinamika di Perairan Teluk Banten pada musim peralihan (Agustus - September) berdasarkan data primer (data satu bulan arus, pasang surut, suhu) dan data sekunder (batimetri, kualitas air dan nutrient). Simulasi model diolah menggunakan MIKE 21, didukung dengan penggunaan CD-Oceanography. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa pola arus di Perairan Teluk Banten didominasi arus pasut dengan kecepatan berkisar antara 0-0,41 m.s -1 , ditunjukkan oleh hasil pengolahan dalam bentuk stick diagram dan scatter plot yang menunjukkan pergerakan arus cenderung teratur dan arah arus dominan menuju ke arah Tenggara dan Selatan, hal ini juga didukung dengan hasil Current rose dengan menggunakan software WR plot. Kecepatan arus di permukaan lebih besar dan menyebar dibanding kecepatan arus di dekat dasar perairan. Simulasi arus permukaan (nilai error MRSE 12,25 %) menunjukkan bahwa arus bergerak sesuai dengan pengaruh pasang dan surut dengan kecepatan berkisar antara 0-0,42 m.s -1 . Simulasi juga memperlihatkan distribusi konsentrasi nutrient dan kualitas perairan dipengaruhi oleh karakteristik hidrodinamika Teluk Banten.
[1]
I. R. Warren,et al.
MIKE 21: a modelling system for estuaries, coastal waters and seas
,
1992
.
[2]
Rosidah,et al.
VARIABILITAS PARAMETER OSEANOGRAFI DAN KARBON LAUT DI TELUK BANTEN
,
2012
.
[3]
J. I. Pariwono,et al.
Variasi Muka Laut Dan Arus Geostrofik Permukaan Perairan Selat Sunda Berdasarkan Data Pasut Dan Angin Tahun 2008
,
2011
.
[4]
Faeghe Eslami Mehdiabadi,et al.
Simulating Wind Driven Waves in the Strait of Hormuz using MIKE21 (Simulasi Gelombang Angin di Selat Hormuz Menggunakan MIKE21)
,
2015
.
[5]
G. D. Bergh,et al.
Validation of accumulation rates in Teluk Banten (Indonesia) from commonly applied 210Pb models, using the 1883 Krakatau tephra as time marker
,
2006
.