n 2012, the electronic payment system transactions reached IDR 104.830 trillion or increase 46,52% from the previous year. PT. XYZ is the pioneer in the electronic payment system Indonesia and still one of the leading companies in electronic payment system interbank, through ATM (Automatic Teller Machine) and EDC (Electronic Data Capture) in Indonesia. In 2012 the company spent USD 3,4 million on software tandem from a foreign vendor. Therefore it is important to study (1) policy on the modal structure of the company, (2) the working capital policy of the company, (3) the monetary performance relationship of the company based on the 2 policies. The method used to analyze the data is multiple linear regression analysis; this method is used to calculate the relationship between the structure variable of the capital and working capital. The result is; 1) the structure policy on the capital of the company is in accordance with the Pecking Order theory where the company uses their own capital before applying the long term debt to the others, 2) the inefficient policy on the company’s working capital is because most of the active asset is in monthly deposit bonds and even extended the active debt, 3) the relationship between short term debt and liquidity ratio is negative while the total debt (short and long term) has a positive correlation with the solvability/leverage ratio of the company. The research recommends the management to decrease the active asset and uses it for long term investment not only for timed deposit.Keywords: ATM, EDC, capital structure, financial performance AbstrakVoulme transaksi dalam menggunakan sistem pembayaran elektronis pada tahun 2012 mencapai Rp104.830 triliun atau meningkat sekitar 46,52% dari tahun sebelumnya. PT XYZ adalah salah satu perusahaan pionir dalam sistem bidang pembayaran elektronis di Indonesia dan tetap menjadi pemain utama dalam sistem pembayaran elektronis antar bank, ATM (Automatic Teller Machine) dan EDC (Electronic Data Capture). Di tahun 2012 perusahaan membeli software tandem dari vendor luar negeri dimana menghabiskan dana USD 3,4 juta, dengan pembelian ini maka dari itu penting untuk di teliti: 1) kebijakan struktur modal perusahaan, 2) kebijakan modal kerja perusahaan dan 3) hubungan kinerja keuangan perusahaan berdasarkan dua kebijakan tersebut. Metode yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda, mengukur hubungan variabel struktur modal dan modal kerja perusahaan. Pada penelitian telah menemukan: 1) kebijakan struktur modal perusahaan sejalan dengan teori Pecking Order, dimana perusahaan lebih menggunakan dana modal sendiri sebelum menggunakan hutang jangka panjang pada pihak lain, 2) kebijakan modal kerja perusahaan kurang efisien, dikarenakan sebagian besar asset lancar adalah dalam bentuk deposito berjangka bulanan dan bahkan melebihi hutang lancer itu sendiri, dan 3) hubungan antara hutang jangka pendek dan rasio likuiditas adalah negative, sedangkan total hutang (jangka pendek dan jangka panjang) berkorelasi positif dengan rasio solvabilitas/leverage perusahaan. Penelitian ini menyimpulkan manajemen untuk lebih mengurangi asset lancer mereka dan lebih menggunakan asset tersebut untuk investasi jangka panjang, bukan hanya untuk deposito berjangka.Kata kunci: ATM, EDC, regresi, struktur modal, kinerja keuangan