Induksi Ketahanan Kekeringan Delapan Hibrida Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) dengan Silika

INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengetahui respon delapan hibrida kelapa sawit terhadap aplikasi silika (Si) pada kondisi cekaman kekeringan, 2) menentukan dosis Si yang optimal untuk menginduksi ketahanan delapan hibrida kelapa sawit terhadap cekaman kekeringan. Penelitian dilaksanakan di Dusun Bendosari, Desa Madurejo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Propinsi DIY pada bulan Mei 2013 – Februari 2014. Penelitian disusun dalam Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) faktorial, dengan tiga blok sebagai ulangan. Faktor pertama adalah hibrida kelapa sawit, terdiri dari delapan hibrida yaitu Yangambi, Avros, Langkat, PPKS 239, Simalungun, PPKS 718, PPKS 540 dan Dumpy. Faktor kedua adalah dosis aplikasi Si, terdiri dari lima aras yaitu 0,00; 2,60; 5,10; 7,70 dan 10,20 gram/bibit. Variabel yang diamati dalam penelitian meliputi kondisi lingkungan, konsentrasi Si dalam jaringan, aktivitas fisiologis serta pertumbuhan bibit. Data yang diperoleh dianalisis varian (ANOVA) pada level 5%, dan dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan (DMRT) jika terdapat beda nyata antar perlakuan. Dosis optimal Si yang mampu meningkatkan ketahanan bibit kelapa sawit terhadap cekaman kekeringan ditentukan menggunakan analisis regresi. Hasil penelitian memberikan informasi bahwa hibrida PPKS 239 dan Yangambi lebih tahan terhadap cekaman kekeringan jika dibandingkan dengan Avros, Langkat, Simalungun, PPKS 540, PPKS 718 dan Dumpy. Dosis optimal Si yang mampu menginduksi ketahanan bibit kelapa sawit terhadap cekaman kekeringan adalah pada kisaran 5,1 -10,2 gram/bibit. Aplikasi Si pada bibit kelapa sawit mampu menginduksi ketahanannya terhadap cekaman kekeringan melalui mekanisme pengerasan, pemanjangan dan perluasan akar serta stomata yang tetap membuka lebih lebar. Kata kunci : silika, hibrida, Elaeis guineensis , cekaman kekeringan