Penggunaan Konjungsi dalam Wacana Pembelajaran Literasi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan konjungsi yang sering digunakan oleh siswa kelas V SD di Kota Pekanbaru dalam menulis wacana pembelajaran literasi. Penggunaan konjungsi yang dilihat adalah frekuensi kemunculannya serta ketepatan penggunaannya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis. Data penelitian berupa 50 karangan siswa tentang penceritaan ulang dari 5 cerita rakyat yang dibacakan pada kegiatan Sastranesia. Judul cerita rakyat yang digunakan tersebut adalah “Mutiara dari Indragiri Hilir”, “Buah Ajaib”, “Kampung Tarondam”, “Si Bungsu Anak Durhaka”, dan “Kain Sindai”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 15 konjungsi yang digunakan dalam 2.140 kali penggunaan dengan 650 konjungsi koordinatif dan 1.470 subordintif. Frekuensi kemunculan konjungsi yang paling tinggi ditemukan pada jenis konjungsi yang menyatakan makna urutan, penambahan, dan waktu. Dalam karangan tersebut ditemukan 24 kesalahan pemakaian konjungsi. Kesalahan terdapat pada pemakaian konjungsi yang sebanyak 11 kesalahan; konjungsi dan sebanyak 5 kesalahan; konjungsi tapi/tetapi sebanyak 4 kesalahan; dan konjungsi kemudian sebanyak 4 kesalahan. Kesalahan pemakaian konjungsi tersebut pada umumnya tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Selain itu, ditemukan pula sebagian besar hasil karangan siswa terdiri atas klausa dan kalimat tunggal. Hal ini disebabkan oleh terbatasnya kemampuan siswa dalam menulis.