PERANCANGAN ALAT BANTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK PENENTUAN RUTE DAN JADWAL ARMADA PESAWAT TERBANG MEMPERHATIKAN KEBUTUHAN PERAWATAN
暂无分享,去创建一个
Seiring dengan berkembangnya industri penerbangan di Indonesia, untuk dapat bersaing perusahaan aviasi dituntut untuk memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya demi mendapatkan revenue yang sebesar mungkin namun tetap mengikuti peraturan yang ada. Untuk dapat melakukan hal ini, aspek yang paling mudah untuk ditekan dari segi biaya adalah aspek operasional penerbangan yang mencakup penjadwalan penerbangan, penugasan armada pesawat terbang, penentuan rute, penjadwalan kru pesawat hingga perencanaan manpower. Untuk menjawab tantangan ini, pada penelitian ini akan dilakukan pembuatan alat bantu pengambilan keputusan yang dapat membantu memberikan masukan untuk jumlah penggunaan armada pesawat terbang, rute penerbangannya, hingga waktu keterlambatan yang akan terjadi apabila perusahaan menggunakan jumlah pesawat tertentu. Model yang digunakan pada penelitian ini adalah model mengenai rute penerbangan yang merupakan pengembangan dari masalah set covering. Model yang dikembangkan memiliki tujuan untuk meminimasi waktu tunggu pesawat dalam tiap penerbangan, sehingga dapat diketahui rute-rute pesawat yang mengalami keterlambatan. Alat bantu ini diuji dengan cara melakukan percobaan dan melihat syarat penentuan rute seperti telah tercakupnya turn around time serta apakah sudah melewati kota untuk perawatan. Selanjutnya alat bantu ini di validasi dengan membandingkan hasil running alat bantu dengan perhitungan rute secara manual. Studi eksperiman dilakukan dengan memasukkan input berupa jumlah pesawat, waktu utilisasi maksimum harian, serta turn around time yang berbeda-beda. Selanjutnya dari eksperimen tersebut didapatkan kesimpulan bahwa semakin banyak jumlah pesawat yang akan digunakan, maka waktu keterlambatan penerbangan juga akan berkurang. Begitu pula apabila turn around time semakin sedikit, waktu keterlambatan juga akan berkurang. Sedangkan untuk waktu maksimum utilisasi, semakin sedikit waktu batas untuk utilisasi harian, maka jumlah keterlambatan dapat berkurang, namun akibatnya akan terdapat beberapa rute penerbangan yang tidak dapat dipenuhi.