Penerapan pembelajaran kooperatif model think pair square untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas X SMAN 8 Malang / Danang Rifa'i

Keberhasilan proses pembelajaran sangat berkaitan erat dengan kemampuan guru memilih pendekatan dan model pembelajaran. Para peserta didik akan lebih memahami suatu materi bila mereka difasilitasi dengan pendekatan pembelajaran yang sesuai. Salah satu model pembelajaran yang mengoptimalkan siswa dalam belajar adalah pembelajaran kooperatif model think pair square (TPS). TPS memberikan waktu berpikir dan merespon serta saling bantu satu sama lain. TPS terdiri dari 3 tahapan inti yaitu think (berpikir) artinya siswa memikirkan secara individu suatu permasalahan, pair artinya siswa secara berpasangan mendiskusikan suatu permasalahan dan square artinya siswa secara berempat mendiskusikan dan berbagi penyelesaian dari tahap sebelumnya. Penelitian ini mengkaji penerapan pembelajaran TPS yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian dilakukan di SMAN 8 Malang, kelas X.5 semester genap tahun 2007/2008 dengan subjek penelitian adalah 36 siswa. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian tindakan kelas sebab data yang terkumpul berupa data verbal dan bermanfaat untuk memperbaiki pembelajaran di kelas. Data diambil dari pengamatan selama pembelajaran, wawancara, catatan lapangan dan angket respon siswa. Penelitian dilakukan dalam dua siklus dan di setiap akhir siklus dilakukan tes uji kompetensi. Hasil belajar siswa diukur melalui tes uji kompetensi siklus I dan siklus II. Penelitian ini menghasilkan langkah-langkah pembelajaran TPS yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Tahap (Think), peneliti membagi LKS, siswa mengerjakan semua soal LKS secara individu semaksimal mungkin. (Pair), peneliti meminta siswa berdiskusi dengan teman berpasangannya (kemampuan tinggi dengan rendah dan sedang dengan sedang), kedua siswa membandingkan hasil pekerjaan masing-masing, dan saling membantu melengkapi soal-soal yang belum selesai dijawab pada LKS. (Square), peneliti meminta siswa berdiskusi berempat, keempat siswa membandingkan hasil pekerjaan berpasangan dan saling membantu melengkapi soal-soal yang belum selesai dijawab pada LKS. Dengan penerapan TPS tersebut, hasil belajar siswa meningkat sebesar 19.5%. Aktivitas guru dan siswa dalam menerapkan pembelajaran kooperatif model TPS meningkat sebesar 15% dan 25% dari siklus I dan II. Dari hasil angket respon siswa menunjukkan 15 siswa (41.7%) merespon “sangat baik” dan 21 siswa (58.3%) merespon “baik”. Sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa merespon positif terhadap penerapan pelaksanaan pembelajaran kooperatif TPS. Berdasarkan hasil penelitian disarankan, sebaiknya strategi pembelajaran kooperatif model TPS dijadikan alternatif dalam pembelajaran karena terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa.